Dian Nafi quotes:

+1
Share
Pin
Like
Send
Share
  • Journey gives us a chance to start all over again and be a new personality

  • Sesungguhnya Tuhan sudah memberi setiap hati itu sepaket dengan rasa kepekaannya hanya saja sedikit sekali jiwa yang mengasahnya.

  • Ilmu apapun sebenarnya tdk ada yg mudhorot, krn semua dtg dr Tuhan dan diperuntukkan untuk kemaslahatan

  • Jika sebuah pernikahan hanya menjelma menjadi neraka, lalu untuk apa sebenarnya mempertautkan cinta dalam sebuah ikatan seperti itu? Di hadapan Tuhan pula.

  • Sebab Tuhan selalu punya cara yang indah untuk membuat hambaNya selalu tersenyum meski dalam tangis sekalipun. Bukankah kopi itu akan terasa pahit jika tak berkolaborasi dengan gula. Gula juga tak akan terasa nikmat jika tak bercampur dengan kopi. Maka pahit dan manis itu adalah karya alam yang sangat

  • Begini ternyata rasanya berada dalam sebuah ikatan pernikahan. Terasa lebih sakral, suci, dan agung.Garwa. Sigaraning nyawa. Belahan jiwa. Belahan jiwa yang tak hanya disatukan oleh cinta, namun juga disatukan dengan janji suci atas nama Tuhan.

  • Jangan menikah hanya karena didesak umur. Menikahlah kalau kamu sudah yakin dengan calon pasanganmu dan yakin bahwa pernikahan adalah jalan terbaik (Luvi)"

  • Meski kerisauan hadir dalam pikiranku, tapi ketenangan dan kekhusyukan memenuhi dada

  • Indahnya sholat indahnya islamkita bagaikan satu tubuh..masing-masing mengisi tempat - tempat kosongseperti sel-sel yang berpadu rapat ..membentuk satu tubuh yang kompak dan padatkita serupa barisan..yang rapat dan bersatu padu menjadi kuat..

  • LangitBagaimana akan kueja asmaraJika membaca rasa saja aku masih tak cukup kuasaBagaimana aku harus menakar hatiJika hatinyapun tak pernah pastiLalu sepi selalu saja mengajakku berbagiMenyudutkan pada gerilya mimpi yang tak bertuanSendiriku kembali

  • Aku menyimpannya sendiri. Karena belum punya keberanian untuk menanyakannya pula. Kuatir kalau jawabannya malah membuatku sakit dan terluka.

  • Sehingga aku kadang melupakan kebahagiaanku sendiri. Sama seperti berbelas tahun lalu saat aku mengorbankan diriku sendiri demi membuat bapak ibu kandungku senang dan ridlo.

  • Tak setiap kenangan pertama layak terlontar, apalagi di depan seseorang yang telah resmi disatukan dalam pernikahan. Seharusnya kenangan itu tetap menjadi rahasia diri, dipendam dalam relung benak terdalam, ditutup dengan kunci berlapis, dan hanya dibuka jika sedang sendiri.

+1
Share
Pin
Like
Send
Share